
Engkau Tanpa Wajah
Wahai engkau pangeran tanpa wajah...
sedang mencari putri salju?
jangan harap wajah jelita kau dapat
mungkin hanya raut sederhana gadis desa
Wahai kau....
pangeran tanpa wujud...
sedang mencari cinderella?
jangan harap ratu pesta gubahan peri
mungkin sekedar senyum hangat
penawar malu
Wahai engkau
pangeran tanpa rupa
berapa lama kau bersembunyi?
jangan harap kejutan indah
hanya rasa sederhana bisa kuberi
tapi sungguh....
itu dari dasar hati...
Makassar, 03112007
Meski tanpa Wajah
Jangan pernah berlalu seperti angin
karena aku takkan sanggup mengejarmu
sayap-sayapku telah patah
meretih termakan sepi
Aku bahkan tak tahu
sakit itu seperti apa?
dingin, panas atau tak apa-aoa
Aku bahkan tak mengerti
luka itu seperti apa...
berdarah, bernanah atau bukan apa-apa
Jangan pernah hapus seperti awan
tetaplah jadi lautan
karena aku akan jadi ombak
setia pada irama
meski mentari ke peraduan
dan rembulan malu-malu
biarkan aku lekat direlungmu
Kau gemuruh
aku terpengaruh
kau teraduk
aku mengamuk
kau mengalun
aku berayun
Biar senada, biar seirama
biar sendu, jangan kelu
biar kau hanya debu
aku masih tetap rindu
semoga bisa jadi permata
pelindung hati, penghias mata
Makassar, 17112007
nb : ditulis dimakassar, saat lagi galau karena telepon gelap.
Aku Dengar Lagi
Aku dengar lagi lagu itu
mendayu, mengisi relung hati
merobek sesuatu
menghantar ke sesuatu
Aku menangis lagi
butir demi butir pasti jatuh
punggung tangan menghapusnya
menjauh dari kenangan
Mengalir lagi
aku menangis
tak mengapa
asalkan cintamu untukku
Makassar, 06062006
Sebelum Hari "H"
Apa yang sedang kurasa
berdebar tak menentu
aku yakin itu.....
karena lidahpun mengeluh
kelu tak berdaya......
Apa yang sedang kuasa..
bersandar tak bertiang
aku rasa itu.....
karena aromamupun menghilang
lenyap tak berbekas
Ada yang sedang kuasah
setajam belati tak berujung
runcing tak berpangkal
berkilat laksana perak
tapi racunnya mahal seperti emas
Apa kehendak yang kuasa
tak bisa kita tepis rasa
tak bisa jua susun asa
walau otak kita asah
menjadi rasa yang tak biasa
Biar kau pergi berlalu jua
aku kan tetap menanti juga
sampai suatu hari ada sua
menyatukan hati yang dulu dua
walau hanya di KUA.....
Makassar, 04012008
BIAR PISAH
Melayang aku kasih
nyaris tak berkesudahan
merintih hampir mati
aku bahkan tak bisa bernafas....
Kasih.....
sebersit harap masih tertuju
bahkan menyelusup tinggalkan raga
engkau pergi hatiku juga berlalu
aku bahkan tak tahu dimana
Pergilah kasih...
sekuntum bunga sedang kucari
melati mekar berseri
namun sayang.....
tiada juga tawarkan hati....
Engkau berlari
aku berlalu
engkau melangkah
aku beringsut...
Tapi....
tunggu dulu.....
berbaliklah dahulu
peluk aku dulu
biar dalam tidur..
Makassar, 05012008
Meski tanpa Wajah
Jangan pernah berlalu seperti angin
karena aku takkan sanggup mengejarmu
sayap-sayapku telah patah
meretih termakan sepi
Aku bahkan tak tahu
sakit itu seperti apa?
dingin, panas atau tak apa-aoa
Aku bahkan tak mengerti
luka itu seperti apa...
berdarah, bernanah atau bukan apa-apa
Jangan pernah hapus seperti awan
tetaplah jadi lautan
karena aku akan jadi ombak
setia pada irama
meski mentari ke peraduan
dan rembulan malu-malu
biarkan aku lekat direlungmu
Kau gemuruh
aku terpengaruh
kau teraduk
aku mengamuk
kau mengalun
aku berayun
Biar senada, biar seirama
biar sendu, jangan kelu
biar kau hanya debu
aku masih tetap rindu
semoga bisa jadi permata
pelindung hati, penghias mata
Makassar, 17112007
nb : ditulis dimakassar, saat lagi galau karena telepon gelap.
Aku Dengar Lagi
Aku dengar lagi lagu itu
mendayu, mengisi relung hati
merobek sesuatu
menghantar ke sesuatu
Aku menangis lagi
butir demi butir pasti jatuh
punggung tangan menghapusnya
menjauh dari kenangan
Mengalir lagi
aku menangis
tak mengapa
asalkan cintamu untukku
Makassar, 06062006
Sebelum Hari "H"
Apa yang sedang kurasa
berdebar tak menentu
aku yakin itu.....
karena lidahpun mengeluh
kelu tak berdaya......
Apa yang sedang kuasa..
bersandar tak bertiang
aku rasa itu.....
karena aromamupun menghilang
lenyap tak berbekas
Ada yang sedang kuasah
setajam belati tak berujung
runcing tak berpangkal
berkilat laksana perak
tapi racunnya mahal seperti emas
Apa kehendak yang kuasa
tak bisa kita tepis rasa
tak bisa jua susun asa
walau otak kita asah
menjadi rasa yang tak biasa
Biar kau pergi berlalu jua
aku kan tetap menanti juga
sampai suatu hari ada sua
menyatukan hati yang dulu dua
walau hanya di KUA.....
Makassar, 04012008
BIAR PISAH
Melayang aku kasih
nyaris tak berkesudahan
merintih hampir mati
aku bahkan tak bisa bernafas....
Kasih.....
sebersit harap masih tertuju
bahkan menyelusup tinggalkan raga
engkau pergi hatiku juga berlalu
aku bahkan tak tahu dimana
Pergilah kasih...
sekuntum bunga sedang kucari
melati mekar berseri
namun sayang.....
tiada juga tawarkan hati....
Engkau berlari
aku berlalu
engkau melangkah
aku beringsut...
Tapi....
tunggu dulu.....
berbaliklah dahulu
peluk aku dulu
biar dalam tidur..
Makassar, 05012008