Tapi suatu hari badai menimpa, kami harus berpisah meski tanpa pesan, tak mau menyebutnya "pengkhianat" tapi itulah kenyataannya, hidupku terasa hancur, semua pasti tau rasanya patah hati, menangis berhari2, tapi aku tak sendiri, Tettapun tak kurang sedihnya, maklum beliau paling tahu perasaanku, hingga suatu hari aku diajaknya berjamaah seperti biasa d
an melanjutkan dengan lantunan zikir, awalnya biasa, bahkan terasa lucu, namn ketak ketik bunyi tasbih yang bersahutan dengan bail kalimat suci yang kami lantunksn perlahan membius, air mataku bercucuran, betapa kecilnya aku, betapa tololnya menangisi dia yang pergi.....
Hari2:berlalu dan itu menjadi kebiasaan kami ba' da isya dan subuh, dan perlahan, seperti luka yang mendapatkan obat yang tepat, luka hati itu menutup perlahan, aku memang tidak pernah lupa padanya,, tapi sebatas ingat, sama dengan teman2 yang lain, kenangan yang harus dikubur didasar bumi, terbakar panasnya tanpa sisa, terima kasih Tetta sudah mengenalkanku padaNya, Sungguh Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah....kehilangan yang indah.
"Diwajibkan atas kamu beroerang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" (Qs. Al Baqarah: 216).