google-site-verification: google79160b4318c1407b.html Cerita Kehidupan : Ibu Sejatinya Ummi (pengorbanan seorang ibu) | goresan dari hati -->

Inilah Saya

Name

Email *

Message *

Wednesday, 26 August 2015

Cerita Kehidupan : Ibu Sejatinya Ummi (pengorbanan seorang ibu)

Ibu Halimah ternganga mendengar hasil pemeriksaan dokter kata "positif" membuatnya nyaris pingsan, bagaimana tidak? Minggu depan adalah waktu pemberangkatan jamaah haji dimana ia dan suaminya terdaftar sebagai salah satu jamaah yang turut berangkat, namun tak dinyana dalam rahimnya sekarang hidup sebentuk jiwa tak berdosa dan itu artinya keberangkatannya harus dibatalkan, air matanya menitik, dilema mengamuk dalam benaknya, terbayang sudah kekecewaan sang suami, tapi suaminya masih bisa diajak kompromi, tapi omongan tetangga? Oh bagaimana membungkam mulut-mulut yang doyan bicara diatas musibah orang lain? Sempat terlintas pikiran gila di benaknya, tapi dibuangnya jauh-jauh sambil berulangkali istigfar dilantunkannya, menggugurkan kandungan tak pernah ada dalam kamus hidupnya pun dengan alasan rukun iman satu
ini, disusunnya rencana terbaik dipikirannya, untuknya, sang suami dan bayi dalam kandungannya, persetan dengan omongan orang, bukankah takdir Allah yang punya.
Bulan berlalu, sang janin lahir dengan selamat, bayi lelaki yang tampan, yang dirawatnya penuh suka cita, tak terlintas dibenaknya penyesalan karena tak menyandang gelar Hajjah, walaupun dia tahu dibelakangnya banyak cibiran tentang sikapnya, lagi-lagi ia tak peduli.
Tiga tahun berlalu, persiapan untuk memenuhi panggilanNya.ke Baitullah dilaksanakan, tapi sebelum itu Halimah kembali diuji, si sulung hendak maju untuk ujian skripsi. masa kuliah yang dilewati terlalu berat karena diselingi dengan cuti berkali-kali karena ketiadaan biaya dan disambi kerja serabutan untuk biaya kuliah, Halimah kembali merelakan tabungan hajinya ditarik sedikit demi sedikit untuk membiayai kuliah sisulung yang mencapai ambang kritis, pun ketika sang suami tergolek dirumah sakit lagi-lagi tabungan haji itu yang jadi andalan, lagi- lagi ibu Halimah ikhlas jalani takdir, uang hasil penjualan lahan warisan yang sedianya digunakan untuk berangkat haji kini berkurang sudah, artinya impian ketanah sucipun semakin tipis, ibu Halimah pasrah, baginya kebahagiaan keluarganya diatas segalanya.
Bertahun berlalu, saat ini sisulung berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan baik, dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), begitu pula putri kedua dan keempatnya, sedangkan yang lain bekerja sebagai wiraswasta yang cukup sukses, bahkan ada yang meneruskan ke Strata 2 dengan hasil keringat sendiri, sementara sibungsu tumbuh jadi anak yang penuh bakti pada orang tua, mereka senantiasa hadir tiap kali ibu Halimah dan suaminya membutuhkan, mereka adalah salah satu contoh keluarga besar yang bahagia, bahkan konon kabarnya saat ini anak-anak ibu Halimah sedang urunan tabungan untuk ongkos naik haji ibu mereka, Subhaanallah.....
Kisah diatas adalah kisah nyata yang terjadi pada salah satu kerabat saya walau namanya disamarkan, memang sederhana dan terlihat sepele, namun bagi saya pengorbanan sang ibu untuk keluarganya sungguh besar dan aspiratif, buat saya beliau adalah "Hajjah" yang sebenarnya, beliau adalah Ummi, sejatinya Ummi.

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar (Qs. Al- Isra : 31)"


Custom Search

Ibu rumah tangga dan waktu luangnya

Powered by Blogger.